Monday, May 28, 2007

Konsep Baru Kaderisasi?????

Judul : Kaderisasi Anggota Baru Mahasiswa Pendaki Gunung dan Penempu Rimba (MAPAGRI)

Penulis : M. A. Feriyansyah

NPA : M. 055 Napak Cadas

**************************************************************************************


KADERISASI ANGGOTA BARU

MAHASISWA PENDAKI GUNUNG DAN PENEMPUH RIMBA

(MAPAGRI)

A. Pendahuluan

Memasuki usia MAPAGRI yang hampir 16 Tahun, tentunya banyak cobaan dan rintangan yang selalu datang sebagai tantangan untuk menguji eksistensi MAPAGRI terhadap komitmennya dalam mencetak generasi muda bangsa dalam lingkungan Universitas Kebangsaan yang memiliki jiwa patriotisme tinggi, mencintai almamater, menjaga dan melestarikan alam, dan sebagainya. Memenapaki masa-masa kritis sejak tahun 2003 sampai sekarang yang dapat mengancam turunnya eksistensi MAPAGRI, dan kevakuman terhadap kegiatan pun sudah mulai dirasakan akhir-akhir ini.

Permasalahan yang sangat krusial yang terjadi salah satunya adalah tidak jalannya proses kaderisasi 3 tahun kebelakang (3 angkatan) sehingga hal ini mengakibatkan tidak adanya proses regenerasi sebagai penerus tongkat estafet dalam menjalankan roda organisasi. Jika ditinjau dengan seksama, kendala yang terus dan selalu dihadapi MAPAGRI akhir-akhir ini adalah:

1. Menurunnya jumlah mahasiswa baru setiap tahun ajaran baru,

2. Kurang menariknya minat mahasiswa dalam berorganisasi pola MAPAGRI,

3. Keengganan untuk mengikuti DIKLATSAR MAPAGRI.

Hal ini harus segera disikapi dengan seksama dan tentunya diperlukan sebuah formulasi baru dalam menyusun strategi kedepan agar MAPAGRI dapat terselamatkan dari ancaman kevakuman dan menurunnya eksistensi dalam lingkungan kampus.

B. Konsepsi Sistem Kaderisasi

Untuk menjawab kondisi yang kurang kondusif saat ini, yang perlu dipikirkan adalah system dan mekanisme kaderisasi yang relevan. Badan Pengurus MAPAGRI pun sebaiknya menghitung jumlah kekuatan jika pola dalam mekanisme DIKLATSAR masih dilakukan. Artinya, dalam mekanisme kaderisasi anggota baru MAPAGRI saat ini tidak memungkinkan melalui mekanisme DIKLATSAR. Namun kita perlu mengambil setiap esensi materi dalam DIKLATSAR untuk diterjemahkan melalui kegiatan yang berbeda dalam proses dan mekanisme kaderisasi yang reformis. Pola kaderisasi yang bersifat pengasuhan dan pendampingan senior terhadap junior (Mentoring) akan lebih mengefektifkan proses transfer ilmu dan pengalaman baik secara keorganisasian ataupun kepetualangan di alam terbuka. Disamping itu pula pola ini juga akan menumbuhkan keakraban dan lingkungan kekueluargaan yang lebih real sejak calon anggota baru mengikuti proses kaderisasi.

Penerapan system kedisiplinan yang kaku tentunya sudah tidak berlaku dalam mekanisme ini, karena justru yang dihindari adalah proses stressing mental baik di dalam lingkungan kesekretariatan maupun dalam kegiatan di outdoor. Proses kaderisasi ini bersifat partisipan dalam bentuk pemberdayaan anggota baru dalam merancang sebuah kegiatan bersama berdasarkan keinginan dan kebetuhan peserta. Dalam menyusun materi tentunya ada juga materi kelas yang bersifat pengenalan keorganisasian internal MAPAGRI, materi-materi dasar kegiatan di alam terbuka, dan semuanya itu dilakukan dalam suasana yang tidak kaku, dengan pola penyampaian materi yang non konfensional.

C. Persiapan

Ada beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum merealisasikan system kaderisasi baru ini, diataranya:

1. Penyesuaian AD, ART, GBHO, PO dan Program Kerja BP,

2. Penyusunan Rencana dan stategi kaderisasi,

3. Penyusunan Materi dan Tahapan-tahapan proses,

4. Struktur Panitia.

D. Tahapan Realisasi Kegiatan

Sebelum meralisasikan program kaderisasi, tentunya harus dilakukan-langkah persiapan program agar program tersebut dapat terealisasi secara maksimal dan terukur, diataranya:

No

Kegiatan

Pembahasan

Output

Parameter

1.

Rapat Badan Pengurus

- Rencana Kaderisasi anggota baru,

- Konsep dan mekanisme kadirisasi,

- Braindstorming

- Pemantapan

Telah adanya rencana kaderisasi yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal MAPAGRI.

1. Notulensi Rapat BP,

2. Hasil keputusan Ketua BP,

3. Tersosialisasinya hasil rapat BP ke seluruh anggota

2.

Rapat Anggota

- Penyampaian mekanisme & rencana kaderisasi anggota baru,

- Pembahasan rencana dan strategi Kaderisasi Anggota Baru,

- Pembahasan Regulasi untuk penyesuaian Program Kaderisasi.

- Panitia Kaderisasi

Telah adanya Rencana Kaderisasi yang disetujui oleh seluruh Anggota, dan telah tersusunnya Kepanitian.

1. Notulensi Rapat Anggota,

2. Hasil Keputusan Ketua BP dalam bentuk Surat Keputusan,

3. Nama Kegiatan,

4. Waktu dimulainya pembukaan pendaftaran anggota baru,

3.

Rapat BP dan Panitia

- Mekanisme Sosialisasi dan Publikasi,

- Penyusunan Materi,

- Jadual Operasional Kegiatan,

- Penyusunan RAB,


1.

E. Materi Kegiatan

Dalam realisasi kegiatan, tentunya kita juga harus menyusun kegiatan-kegiatan sesuai dengan tahapan-tahapannya.

1. Tahap Pra Kegiatan,

- Form Quistioner,

- Form Pendaftaran,

- Materi Publikasi dan Open House.

2. Tahap Kegiatan,

- Materi Class Room,

- Jadual Kegaiatan Materi Kelas,

- Pemateri dan Tempat,

- Alat Bantu.

3. Tahap Lanjutan,



Demikianlah wacana ini saya sampaikan, semoga seluruh anggota yang membacanya dapat merasa terpanggil untuk ikut memberikan pendapatnya dan mudah-mudahan wacana ini menjadi bermanfaat bagi MAPAGRI tercinta, amiiin.

No comments: